TITIK TENANG
Ironis sekali
Jika hanya mampu bergumam
Tanpa pernah berjalan
Diam dalam titik tenang
Tanpa ingin melayang
Impian mengerdil memdiami hati kecil
Tak mampu memacu saraf tuk songsong masa depan
Perkara tak jadi pengajar
Keterdiaman tak dapat membuyar
Hanya memasung angan dalam bayang
Kawan
Mentari tak pernah lelah bersinar
Mengapa kita layu sebelum berkembang
Memaku cita pada dinding kejenuhan
Andai kau tahu
Jika ingin
Kita pasti dapat hancurkan
Dinding-dinding penghalang ketergapaian
0
komentar
Teriakan hina menyentuh kalbu
Menjanjikan hal yang tabu
Membuat sesuatu menjadi rancu
Membakar kertas-kertas kelabu
Teriakan hina semangati hati yang pilu
Gerakkan mulut-mulut yang bisu
Menjadi bintang penghias malam
Beri terang pada jiwa yang kelam
Teriakan hina sadarkan aku
Yang terlelap dalam pangkuan rembulan
Hingga ku buka mataku
Yang ku lihat cahaya dalam kehidupan 0 komentar Diposting oleh alif di 03.33
Menjanjikan hal yang tabu
Membuat sesuatu menjadi rancu
Membakar kertas-kertas kelabu
Teriakan hina semangati hati yang pilu
Gerakkan mulut-mulut yang bisu
Menjadi bintang penghias malam
Beri terang pada jiwa yang kelam
Teriakan hina sadarkan aku
Yang terlelap dalam pangkuan rembulan
Hingga ku buka mataku
Yang ku lihat cahaya dalam kehidupan 0 komentar Diposting oleh alif di 03.33
sebut Aku
kala naung menyapa
sinar mungkin sedang bersembunyi
mununggu di perempatan waktu
dihina
dicaci
takkan mengubah benci
sebut saja Aku
kau takkan tersakiti
Ia kan mengobati
dan kau takkan tertandingi
benteng tlah jadi hiasan hati
membentuk sebuah pribadi
insan yang manusiawi
sangar tapi berarti
semua karna kau sendiri
maka
sebut Aku 0 komentar Diposting oleh alif di 02.51
kala naung menyapa
sinar mungkin sedang bersembunyi
mununggu di perempatan waktu
dihina
dicaci
takkan mengubah benci
sebut saja Aku
kau takkan tersakiti
Ia kan mengobati
dan kau takkan tertandingi
benteng tlah jadi hiasan hati
membentuk sebuah pribadi
insan yang manusiawi
sangar tapi berarti
semua karna kau sendiri
maka
sebut Aku 0 komentar Diposting oleh alif di 02.51
Langganan:
Postingan (Atom)